Selasa, 25 Oktober 2011

Kesantrian

Selasa,
ibarat hari senin bagiku, hari awal masuk perkuliyahan dalam satu minggu,, maklum, hari liburku sebagai mahasiswa adalah hari senin,,, pagi2 ku berangkat mengarungi ringroud menuju sebelah barat demi sebuah mata kuliah yang membunuh mata kuliyah yang lain, (Metode Penelitian Kuantitati) yah,,, kuliah dengan seabrek tugas yang di berikan, untuk menyambut hadirnya ujian tengah semester,,, harapanku hanya satu,,, SUKSESKAN HAMBBA YA RABB,,,,,,
so, back to Pondok,,,
Di tempat ini ku kembali menjadi sosok yang berbeda, sosok yang wah, di mataku dulu saat menjadi seorang tolabah,, hahhah KESANTRIAN,,, musuh para niha'i n lawan bicara para wali yang komplen tentang keadaan perpondokan,, maksus li tolabah jadidah,, hmmm,,
Setiba di kamar ercinta (Darul Arqom) ku rebahkan badanku n tak terasa terlelap hingga pukul 13.35, seraya bangun karena ibadah wajib di siank itu belum ku tunaikan,,, tak terasa HP 1202 ku bergetar,,, terlihat no yang belum ku kenal,,,, ku angkat seraya mengucap salam,,,, yah panjang kami bicara #^%#$*$($%#$@#@#%^$^%^ yang intinya komplen tentang anaknya yg kabur,, yah saya hanya berjanji untuk segera mengurusnya,,, maklum pikiran saya belum begitu baik,,, karena bangun tidur,,,,
Akupun menuju kantor Tatausaha pesantren untuk sedikit menceritakan n bertanya2 masalah telpon tadi,, tak di sangka, sang wali juga menelepon ke no pesantren,,,,,, wah,, bakal heboh ni,,, se dikit pikiranku kala itu,, yah pihak pesantren langsung mengonfirmasi untuk menyelesaikan di pondok,,,, yah,, dengan siapa lagi,, KESANTRIAN,,,,ya siapa lagi kesantrian ibnul qoyyim putra BURHANADI NURDIN,, si pemilik blog ini,, ahhahahha ... yah,,,, Bismillah ja untuk kali ini,,,
Sore n Para wali itupun datang,,,,
Yah,, begitu mereka datang ku hampiri seraya menjabat tangan,,,, terlihat cerah saat pertama,, n kedua waw,,,, ada salah satu dari mereka saya lihat garang,, hmm,,, maklum di lihat dari nonverbal languagenyahahha,, gak sia-sai belajar di jurusan komunikasi, hehheh,,, yah,,, setelah menerangkan kejadian yang sebenarnya,, yang intinya adalah salah pah,,,, n sangat,, mengelikan sekali,,,, ( Glatik = Glati ) hahhhah sunguh,, ank2 baru,, n listening skit ri para ortu mungkin atau malah ada lebaysitas yang tinggi untuk mendramatisir masalah,,, yah,,, gitulah sedikit awal pembukaan dari pembicaraan kami,,,, hehheheh
N so Saat kemarahan meradang,
Orang yang terlihat masam tadi,,, wah,, langsung nyeletuk juga akhirnya,,, wah,,,, habis2an kami di evaluasi n dkritik,, tanpa di ketahui bagaimana usaha kami selama, ini,,,,,, langsung saja,, insting persuasi ku muncul n meyakinkan siu bapak dengan kaoz Qizruh yang di kenakanya itu,,, wah,,,, mungkin sangat bagus banget kalau d rekam kala itu, hheheh yah,,,, hahha untung juga alhamdulilah,, saya bisa atasi,a,,a alhamdulilah juga saya di Komunikasi antar prribadi d ajarkan management konflik,, heheheh,,,,,, wah,,,,,, serasa saya menjadi sedikit optimis bisa membuat si bapak terredam dari amarahnay,,,,, hahha,, sukron ya Rabb,,,,
Yah, itulah sedikit pembelajaran di sore ini,, walau singkat tapi sangat bermakna bagi hidup saya,,,, walau masih 19 tahun,, saya sudah bisa,, berbicara dengan membawa nama instansi (Ibnul Qoyyim) di depan orang yang notabenya harus lebid dewasa dari saya,,,,,, sukron ya Rabb,,,
N yng perlu di inggat,,,

" SAYA BERADA DI TEMPAT INI DAN MEMBELA EKSTENSINYA BUKAN KARENA PENGALAMAN SAYA MENJADI SEORANG PENDIDIK,, TAPI KARENA PENGALAMAN SAYA HIDUP DI TEMPAT INI SELAMA ENAM TAHUN MENJARI SEORANG SANTRI"

Kamis, 06 Oktober 2011

Ha' Anaza

Ha' Anaza,,
Manusia tak sempurna,, penuh dengan pesimisme,,,
mNusia yang kadang mendahulukn
kemalasan dari pada kewajiban yang mutlak di selesaikan,,
untung manusia ini masih sadar,, betapa mahalnya sekolah di salahsatu Universitas Mewah di kota pendidikan ini,,,,
kalau kesadaran itu di abaikan,, dan tak mengindahkn
amanah dari orang tua yang bersusah payah bersedia membiayai,, demi menjadi seorang anak yang memiliki jenjang pendidikan mumpuni,,, yang mungkin kurang di pahami n di mengerti oleh orang-orang se- umuran di daerah asal,, mungkin mayoritas orang negeri ini hanya berfikir masalah profit,, dan mengabaikan pendidikan, yang notabenya adalah sesuatu yang sangat priorotas bagi kehidupan,,,,,,, media mungkin memudahkan kita tuk melakukan sesuatu secara instan,,, yah, begitu juga dengan manusia yang dari kecil telah merasakan kemudahan,,,,, yah, di maklumi, anak laki2 satu2nya dari 2 bersaudara,,,,, i2pun anak terakhir pula,,,, tak ikut serta di masa2 awal perjuangan keluarga,,,,, serba yang di inginkan,,,, lebih mudah d dapatlkan dari kakak,,,,, sebelum memasuki bangku perguruan tinggi,, motor sudah di sediakan,,,,,, tanpa meminta dengan rintihan air mata,,, kamera pujaan dengan harga tak wajar di mata masyarakat daerah sekitar pun juga telah di dapatkan,,, subhanallah,,, betapa mudahnya diri ini,,,,,,
Tapi sadarkah manusia ini,,,
dengan fasilitas yang sedemikian hingga,,,,,, apakah menjadi seperti yang di inginkan,,??? apakah bisa di andalkan..???
yah,, pertanyaan yang tak bisa di jawab sendiri,,,,
dengan demikian,, bukan suatu alasan dari orang ini tuk malas2an,, tuk,, menjadi lebih buruk,,,, karena,, fasilitas selalu tersedia,,,,,,
yah,,, semoga manusia ini sadar, akan masa depan dan,, perjuangan orang tua yang tak terkira,,,,,

maaf kalau selama ini diri ini hanya malas2n,, dan menghambur2kan uang tanpa ada manfaat yang berarti,,,,

Sedikit motifasi n renungan untuk diri sendiri,,, agar lebih semangat memparipurnakan kewajiaban yang merupakan amanah dari perjuangan orang tua mengumpulkan maisah,,,,,

Bismillah,,,,,