Jenjang perguruan tinggi, dimana di kerucutkan lingkup pembelajaran kita dari yang tadinya mempelajari berbagai macam jenis pelajaran dari mulai etsakta sampai ilmu2 sosial,,, yang di harapkan dengan hal ini setiap diri dapat memilih dan menjadi sepesialisasi suatu jenis keilmuan tersendiri,,, begitu pula dengan diri ini,,,
Jenjang sekolah atas di lewati dengan belajar di tengah Angka2 dan rumus2 kima maupun fisika, n kadang menghafal nama-nama latin dalam biologi,, walau dulu suka si,, namun hal ini tak sejalan dengan keputusan yang di ambil ketika menginjak ranah perguruan tinggi, diri ini lebih teropsesi pada dunia sosial dan politik, yah tepatnya di Komunikasi, walau pada dasarnya jurusan yang di ambil adalah jurusan interdisipliner, namun tak lepas dari dotkrin2 dan pemahaman2 barat yang tentunya tak sejalan dengan keadaan hati yang sejak lulus sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di jejeli dengan pemahaman2 yang selalu berlandaskan pada Alquran dan Sunah,,
Perang antara kebutuhan akademik dan hati nurani yang kadang tak setuju pada arahan dosen2 yang di sedikit berbau liberalis dan tak sejalan dengan pemahaman selama ini selalu muncul dalam sanubari,, merasa sungkan mengadu statemen yang benar secara akademis, tapi tak selalu benar dengan keadaan hati nurani yang kadang kala berbanding terbalik dengan apa yang terlontar oleh lidah yang hanya mementingkan kesuksesan akademis dan mendapat nilai yang di inginkan,, yah,, inilah dilema dan gejolahk yang ada dalam kehidupan seorang Muslim yang belajar di tengah ilmu sekulerisme dan westernisasi,,,
Alhamdulilah Hati ini tak pernah mengiyakan apa yang selalu di ajarkan, namun tetap berpegang dengan al wala' wal baro' yang telah lebih dulu matang pada awal Baliqku,,
Semoga Allah selalu menjaga keyakinan ini hingga akhir hayat ini,, amien,,,